Hallo sahabat tunascakrawala kembali pada website tunascakrawala yang selalu membagikan informasi terbaru terpercaya dan tentu nya kami sajakan buat anda pengunjung setia tunas, pada artikel ini kita akan membahas tentang Memahami perbedaan saham dan reksadana.
Sebelum membahas lebih jauh tentang perbedaan saham dan resakdana mari kita meilhat dahulu apa pengertian dari saham dan resakdana itu sendiri.
Apa itu Saham
Saham merupakan salah satu bentuk kepemilikan nilai sebuah perusahaan. saham adalah salah satu jenis instrumen yang paling dicari di pasar modal. Terutama karena menawarkan pengembalian yang pasti sebagai alternatif pilihan jangka panjang. Dan dengan penyertaan modal, maka pihak tersebut mempunyai hak klaim.
Dikutip dari dari situs web rangkulteman.id saham di bedakan menjadi 3
Jenis-Jenis Saham
Apabila, Kamu ingin berinvestasi saham, maka sebaiknya pahami terlebih dahulu jenisnya dan apa saja contohnya. Sehingga bisa menjadi bahan referensi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan serta agar proses investasi Kamu minim dengan risiko kerugian
Jenis Saham Berdasar Kepemilikan
1. Berikut jenis saham berdasarkan kepemilikannya :
Saham Biasa (Common Stocks)
Jenis saham yang kemampuan klaim kepemilikannya menyesuaikan dengan keuntungan serta kerugian dari perusahaan yang bersangkutan.
Untuk jenis saham ini, pemilik memiliki kewajiban yang cukup terbatas. Jadi jika perusahaan mengalami kerugian atau bangkrut maka pemilik jenis ini hanya mendapatkan prioritas di tingkat terakhir untuk pembagian laba perusahaan.
Saham Preferen (Preferred Stocks)
Jenis ini merupakan gabungan antara saham jenis biasa dengan obligasi. Jadi secara keseluruhan, sistemnya mirip seperti saham biasa namun bedanya yakni tingkat suku bunga dari keuntungan.
Suku bunga dari saham preferen ini sifatnya tetap, sebab ada campuran dari obligasi. Pemilik juga berhak memperoleh hak tebus yang hak tersebut bisa untuk menukarnya dengan saham biasa.
2. Jenis Saham Berdasar Cara Pengalihan
Berikut jenis saham berdasarkan cara pengalihannya :
Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Jenis saham ini dimana nama dari kepemilikannya tidak tertulis di atas kertas. Tujuannya untuk memudahkan proses pindah tangan tanpa berurusan dengan badan hukum.
Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Kepemilikan dari jenis saham ini terbukti dari apa yang tertulis di atas kertas yaitu surat berharga. Jadi, pengalihan atau proses pindah tangan wajib melalui proses hukum
3. Jenis Saham Berdasar Kinerja Perdagangan
5 jenis saham berdasarkan kinerja perdagangannya:
Blue Chip Stocks
Jenis saham ini, merupakan jenis saham perusahaan yang memilki reputasi yang baik atau tinggi. Jadi, tidak heran apabila saham jenis ini cukup menjadi incaran para investor.
Perusahaan yang berlabel blue chip, biasanya perusahaan besar yang menguasai pasar dalam industrinya, disamping itu memiliki penghasilan yang konsisten dan stabil dalam membayar bagi hasil.
Income Stocks
Jenis saham ini menjadi unggulan, sebab selalu memberikan atau lebih tepatnya membayar laba atau dividen lebih besar dari dividen rata-rata pada periode sebelumnya. Sehingga saham jenis ini memiliki nominal pendapatan yang selalu naik atau meningkat di tiap periodenya.
Growth Stocks
Jenis berikutnya yaitu saham yang pertumbuhan serta pemasukan sahamnya di perusahaan tersebut selalu tinggi, meskipun perusahaan tersebut bukan merupakan perusahaan besar.
Speculative Stocks
Saham jenis ini merupakan saham dengan potensi keuntungan yang tinggi namun kekurangannya tidak menjamin memberikan keuntungannya secara konsisten.
Counter Cyclical Stocks
Saham ini memiliki kondisi yang paling stabil mengingat dengan kondisi ekonomi yang naik turun seperti sekarang ini.
Penyebabnya stabilnya saham jenis ini, karena tidak akan terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan juga bisnis. Namun laba dari saham ini, bergantung pada perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Apa Itu Resakdana.?
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang bisa dipilih investor. Bisa dibilang, investasi reksadana sangat cocok untuk para investor pemula. Lalu apa itu reksadana? Apabila merujuk pada UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Manajer investasi atau yang biasa disebut MI akan mengumpulkan dana dari para investor untuk kemudian dikelola dalam penempatan investasi yang ada di pasar modal maupun pasar uang. Secara sederhana, reksadana adalah investor menitipkan uangnya kepada MI untuk kemudian diinvestasikan dengan tujuan mendatangkan return atau keuntungan untuk sang investor.
1. Perbedaan bentuk investasi
Reksadana merupakan kumpulan produk investasi yang semuanya dikelola oleh manajer investasi. Umumnya reksadana menyediakan 4 pilihan produk investasi meliputi pasar uang, obligasi, deposito dan saham
Dalam reksadana kita bisa mengalokasikan modal keempat produk investasi tersebut sekaligus dengan besaran rasio yang berbeda menyesuaikan profil resiko dari masing-masing investor. Diversifikasi atau membagi modal ke beberapa produk reksadana diperlukan untuk meminimalkan resiko kerugian.
Sementara saham sendiri adalah membelanjakan modal kepada suatu perusahaan, instansi pemerintah, perseroan terbatas dengan imbal balik kepemilikan secara langsung dari perusahaan tersebut. Besaran hak kepemilikan tergantung banyaknya lot saham yang dimiliki.
Kalau dianalogikan secara sederhana, pemain reksadana seperti rujak terdiri dari beberapa buah dan diracik oleh tukang rujaknya, investor hanya memodali tukang rujak dengan keuntungan sedikit dan resiko sedikit sementara saham seperti buah, investor bebas membeli benih buah untuk ditanam yang sekiranya laku keras dipasaran. Resiko untung dan ruginya juga lebih besar ketimbang reksadana
2. Resiko dalam berinvestasi
Kalau ingin mendapat keuntungan tinggi maka alokasikan semua modal anda untuk membeli saham. Dengan model investasi high risk high return, para pemain saham harus pintar menganalisis trend pasar sebelum memilih emiten agar kedepannya bisa meraih untung bukannya malah buntung
Bermain saham tidak cocok untuk pemula karena dibutuhkan wawasan luas serta kejelian setiap saat untuk memantau harga saham dipasaran. Segala resiko kerugian menjadi tanggungjawab pribadi
Sementara reksadana dalam pengelolaannya dilakukan oleh manajer investasi yang lebih berpengalaman dan dialokasikan ke banyak instrumen. Diluaran sana ada cukup banyak tukang rujak yang enak namun ada pula tukang rujak yang tidak enak
3. Besaran keuntungan yang diperoleh
– Keuntungan saham
Keuntungan yang diperoleh pemain saham ada 2 yaitu capital gain dan dividen. Capital gain dengan menjual lot saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga saat pembelian misalnya dulu harga 1 emiten saham A senilai Rp.250.000/lot dan dalam kurun waktu tertentu harganya dipasaran naik menjadi Rp.500.000/lot, selisih harga itulah yang menjadi keuntungan anda atau disebut capital gain
Sementara dividen adalah bagi hasil dari perusahaan kepada para pemilik saham. Dividen dibagikan setahun sekali saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan besaran keuntungan sesuai banyaknya lot saham yang investor miliki
Baca juga: Menerapkan gaya hidup sederhana
– Keuntungan reksadana
Para pemain reksadana memperoleh keuntungan dari akumulasi dividen setiap instrumen investasi saat terjadi kenaikan nilai aktiva bersih (NAB) atau biasa kita sebut harga reksadana per unitnya
NAB adalah nilai akhir pada portofolio setelah dikurangi biaya operasional kemudian masih dibagi dengan jumlah unit yang dimiliki. Kalau harga NAB naik maka anda akan untung begitupun sebaliknya
Untungnya pun tidak sebanyak saham karena memang resikonya sangat rendah contoh reksadana A senilai Rp.100.000 mungkin tahun depan nilainya Rp.110.000 atau naik hanya 20ribu rupiah. Itu sebabnya reksadana dipandang sebagai tempat paling aman untuk menyimpan uang dan mengamankannya dari pengaruh inflasi ketimbang menabung dibank konvensional
4. Pihak perantaranya
Baik saham maupun investor pasti terdapat pihak perantara yang menghubungkan antara investor dengan produk investasi. Pada reksadana terdapat aplikasi contohnya bibit, jago dll yang menghubungkan investor ke manajer investasi guna memudahkan aktivitas jual beli produk reksadana
Sementara saham juga ada aplikasinya sendiri dari perusahaan broker alias perantara dagang sekuritas. Pengguna perlu membuka RON atau rekening nasabah dulu sebelum bertransaksi di bursa saham
5. Jangka waktu investasinya
Reksadana dan saham keduanya memiliki tujuan serta rencana penggunaan keuangan berbeda. Saham lebih cocok bagi investor yang ingin memanen keuntungan investasi jangka panjang paling tidak 5 tahun sampai 10 tahun karena melihat pertumbuhan perusahaan yang dimiliki sementara pasar uang cocok bagi investor yang ingin memperoleh keuntungan singkat paling tidak 2 tahun
Oh ya untuk reksadana emiten saham idealnya juga diatas 5 tahun. Bagi investor pemula disarankan mencoba reksadana untuk resiko dan keuntungan minimum sementara saham lebih ditujukan kepada investor berpengalaman dan memiliki pemahaman terkait transaksi pasar saham. Simpelnya baik saham maupun reksadana keduanya bisa memberi keuntungan